The Panturas Rilis Film Pendek yang Mengadaptasi Kasus Setiabudi 13

The Panturas Rilis Film Pendek yang Mengadaptasi Kasus Setiabudi 13

Posted: Jan 22, 2022

The Panturas persembahkan sebuah film pendek yang berjudul ''All I Want'' sebagai tafsir sinema singgel ketiga The Panturas yang berjudul sama dari sophomore Ombak Banyu Asmara. Film tersebut sudah bisa ditonton di kanal YouTube resmi The Panturas mulai tanggal 24 September 2021.

The Panturas persembahkan sebuah film pendek yang berjudul ''All I Want'' sebagai tafsir sinema singgel ketiga The Panturas yang berjudul sama dari sophomore Ombak Banyu Asmara. Film tersebut sudah bisa ditonton di kanal YouTube resmi The Panturas mulai tanggal 24 September 2021.

Film pendek tersebut disutradarai oleh Edy Khemod dan mengekspos kisah balas dendam berbalut asmara milik seorang perempuan bernama Ida kepada seorang tukang jagal, pembunuh orang tuanya yang dituduh antek PKI pada masa pemberangusan komunis 65.

All I Want dibintangi oleh Prisia Nasution sebagai Ida, Dimas Danang sebagai Anwar, dan Tio Pakusadewo sebagai sang tukang jagal.

''Visual adalah salah satu elemen penting yang selalu kami jaga. Namun kami juga bukan tipe saklek, yang memaksakan ide-ide visual tersebut harus sama dengan keinginan kami. Kami terbuka akan hal-hal yang kolaboratif. Kami suka ketika orang mengutarakan perspektif lain dari lagu yang kami buat,'' ujar dramer Surya ''Kuya'' Fikri Asshidiq melalui keterangan resmi.

Pada titik tersebut, The Panturas bertemu dengan Edy Khemod bersama tim Angin Segar Films. Alih-alih membuat video musik untuk singgel berikutnya, keduanya malah menerobos kebiasaan baru lewat besutan film pendek. Ide tentang film pendek ini pertama kali dicetuskan oleh Khemod. Selanjutnya The Panturas datang melempar topik pembunuhan, dengan basis khayalan mengadaptasi kasus Setiabudi 13.

Dari tragedi 65, cerita kemudian berkembang menuju 16 tahun berikutnya ketika dengan dramatis Ida telah berhasil menyekap si penjagal, yang tangannya kini terikat di tempat pengulitan daging di restoran sate kambing miliknya dan siap dicacah.

Pada saat itu Anwar, yang merupakan gebetan Ida yang lugu dan romantis, datang secara mengejutkan di depan pintu untuk menagih balasan cinta. Sadar bahwa dirinya nanti akan membutuhkan bantuan bersih-bersih paska pembantaian, Ida pun menyeret Anwar masuk ke dalam rencana sadisnya malam itu dengan cara yang klasik: ia mempertanyakan seberapa besar kesungguhan cinta Anwar, dan demikian pula ia menuntut sebuah pembuktian darinya. Anwar yang bersemangat kontan masuk perangkap, sampai akhirnya terjadilah hal yang sudah dinantikan Ida selama hidupnya.

Aksi cincang tubuh manusia, dipecah-pecah kemudian menyerupai potongan ''kambing guling'' dan ditempatkan ke dalam beberapa kardus yang selanjutnya akan diletakkan begitu saja di pinggir jalan, persis seperti kasus Setiabudi 13 di tahun 1981.

''Setiabudi 13 adalah kasus yang masih menjadi misteri hingga hari ini. Siapa pembunuhnya, apa motifnya, kenapa bisa seperti itu, tidak ada yang pernah tahu. Karena ada area abu-abu tersebut, kami berpikir menarik jika kami bersama Khemod membuat cerita fiksi dari kejadian nyata tersebut,'' ujar Kuya.

Selain itu, pemilihan terhadap situasi 65 tersebut juga ditekankan secara berbeda oleh vokalis/gitaris Abyan, Acin, Zaki Nabilio dalam lagu All I Want yang ditulisnya berdasarkan pengalaman personalnya mendekati perempuan seorang hipster kiri yang disindirnya melalui secuil bait, ''I wish i'll end up with you, But i don't think i'm left enough for you.''

Kata left di sana maksudnya adalah paham ideologi kiri yang memang dianut si tokoh perempuan, sementara si tokoh pria cenderung lebih suka bersikap pragmatis.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article